Persela Lamongan Tengah dalam Krisis Percaya Diri |
Kondisi semakin memburuk ketika dihantam Semen Padang dengan skor 4-0
seusai melepas pelatih asal Swedia Stefan Hansson. Didik Ludiyanto,
Asisten Pelatih Persela, mengakui tim tengah krisis kepercayaan diri
karena tidak pernah mendapatkan angka.
"Jelas rentetan kekalahan membawa dampak negatif pada kepercayaan diri pemain. Kepercayaan diri hanya bisa meningkat ketika kami sudah bisa memenangkan pertandingan. Itu akan sedikit memulihkan mental pemain," ujar Didik Ludiyanto yang meneruskan tugas Stefan Hansson.
Diakuinya situasi seperti sekarang menjadi pekerjaan terberat baginya selama dipercaya menangani tim utama Laskar Joko Tingkir. Walau begitu, dia masih menyimpan optimisme Persela bisa kembali ke trek yang benar walah sulit untuk berharap prestasi.
"Sekarang ini ambisi Persela tidak muluk-muluk. Kami sudah senang jika tim bisa mulai mendapatkan poin atau memetik kemenangan. Semua berjalan tidak seusai keinginan dan kami semua harus berupaya memperbaikinya," terang Didik yang juga pernah meneruskan tugas pelatih asing Gomes de Oliviera.
Saat ini Persela Lamongan mengerak di dasar klasemen ISC 2016 tanpa secuil poin pun dari lima laga. Penderitaan serasa makin kompleks ketika melihat catatan gol, yakni hanya memasukkan dua kali dan sudah kebobolan 10 kali atau dengan rataan kecolongan dua gol di tiap laga.
Padahal dari sisi materi pemain tidak terlalu buruk dan masih ada beberapa pemain dari musim-musim sebelumnya. "Kami punya materi pemain sesuai standar Persela seperti musim-musim sebelumnya. Jadi memang faktor mental menjadi penyebabnya karena di awal kompetisi tidak bagus," tandas Didik.
Kendati dalam kondisi kritis, manajemen masih belum melakukan perubahan strategis terutama posisi pelatih. Didik masih dipercaya sebagai pengendali tim kendati situasi ini sejatinya masih terlalu berat bagi dia yang masih minim pengalaman sebagai pelatih kepala.
"Jelas rentetan kekalahan membawa dampak negatif pada kepercayaan diri pemain. Kepercayaan diri hanya bisa meningkat ketika kami sudah bisa memenangkan pertandingan. Itu akan sedikit memulihkan mental pemain," ujar Didik Ludiyanto yang meneruskan tugas Stefan Hansson.
Diakuinya situasi seperti sekarang menjadi pekerjaan terberat baginya selama dipercaya menangani tim utama Laskar Joko Tingkir. Walau begitu, dia masih menyimpan optimisme Persela bisa kembali ke trek yang benar walah sulit untuk berharap prestasi.
"Sekarang ini ambisi Persela tidak muluk-muluk. Kami sudah senang jika tim bisa mulai mendapatkan poin atau memetik kemenangan. Semua berjalan tidak seusai keinginan dan kami semua harus berupaya memperbaikinya," terang Didik yang juga pernah meneruskan tugas pelatih asing Gomes de Oliviera.
Saat ini Persela Lamongan mengerak di dasar klasemen ISC 2016 tanpa secuil poin pun dari lima laga. Penderitaan serasa makin kompleks ketika melihat catatan gol, yakni hanya memasukkan dua kali dan sudah kebobolan 10 kali atau dengan rataan kecolongan dua gol di tiap laga.
Padahal dari sisi materi pemain tidak terlalu buruk dan masih ada beberapa pemain dari musim-musim sebelumnya. "Kami punya materi pemain sesuai standar Persela seperti musim-musim sebelumnya. Jadi memang faktor mental menjadi penyebabnya karena di awal kompetisi tidak bagus," tandas Didik.
Kendati dalam kondisi kritis, manajemen masih belum melakukan perubahan strategis terutama posisi pelatih. Didik masih dipercaya sebagai pengendali tim kendati situasi ini sejatinya masih terlalu berat bagi dia yang masih minim pengalaman sebagai pelatih kepala.
Persela Lamongan Tengah dalam Krisis Percaya Diri |
Kondisi semakin memburuk ketika dihantam Semen Padang dengan skor 4-0
seusai melepas pelatih asal Swedia Stefan Hansson. Didik Ludiyanto,
Asisten Pelatih Persela, mengakui tim tengah krisis kepercayaan diri
karena tidak pernah mendapatkan angka.
"Jelas rentetan kekalahan membawa dampak negatif pada kepercayaan diri pemain. Kepercayaan diri hanya bisa meningkat ketika kami sudah bisa memenangkan pertandingan. Itu akan sedikit memulihkan mental pemain," ujar Didik Ludiyanto yang meneruskan tugas Stefan Hansson.
Diakuinya situasi seperti sekarang menjadi pekerjaan terberat baginya selama dipercaya menangani tim utama Laskar Joko Tingkir. Walau begitu, dia masih menyimpan optimisme Persela bisa kembali ke trek yang benar walah sulit untuk berharap prestasi.
"Sekarang ini ambisi Persela tidak muluk-muluk. Kami sudah senang jika tim bisa mulai mendapatkan poin atau memetik kemenangan. Semua berjalan tidak seusai keinginan dan kami semua harus berupaya memperbaikinya," terang Didik yang juga pernah meneruskan tugas pelatih asing Gomes de Oliviera.
Saat ini Persela Lamongan mengerak di dasar klasemen ISC 2016 tanpa secuil poin pun dari lima laga. Penderitaan serasa makin kompleks ketika melihat catatan gol, yakni hanya memasukkan dua kali dan sudah kebobolan 10 kali atau dengan rataan kecolongan dua gol di tiap laga.
Padahal dari sisi materi pemain tidak terlalu buruk dan masih ada beberapa pemain dari musim-musim sebelumnya. "Kami punya materi pemain sesuai standar Persela seperti musim-musim sebelumnya. Jadi memang faktor mental menjadi penyebabnya karena di awal kompetisi tidak bagus," tandas Didik.
Kendati dalam kondisi kritis, manajemen masih belum melakukan perubahan strategis terutama posisi pelatih. Didik masih dipercaya sebagai pengendali tim kendati situasi ini sejatinya masih terlalu berat bagi dia yang masih minim pengalaman sebagai pelatih kepala.
"Jelas rentetan kekalahan membawa dampak negatif pada kepercayaan diri pemain. Kepercayaan diri hanya bisa meningkat ketika kami sudah bisa memenangkan pertandingan. Itu akan sedikit memulihkan mental pemain," ujar Didik Ludiyanto yang meneruskan tugas Stefan Hansson.
Diakuinya situasi seperti sekarang menjadi pekerjaan terberat baginya selama dipercaya menangani tim utama Laskar Joko Tingkir. Walau begitu, dia masih menyimpan optimisme Persela bisa kembali ke trek yang benar walah sulit untuk berharap prestasi.
"Sekarang ini ambisi Persela tidak muluk-muluk. Kami sudah senang jika tim bisa mulai mendapatkan poin atau memetik kemenangan. Semua berjalan tidak seusai keinginan dan kami semua harus berupaya memperbaikinya," terang Didik yang juga pernah meneruskan tugas pelatih asing Gomes de Oliviera.
Saat ini Persela Lamongan mengerak di dasar klasemen ISC 2016 tanpa secuil poin pun dari lima laga. Penderitaan serasa makin kompleks ketika melihat catatan gol, yakni hanya memasukkan dua kali dan sudah kebobolan 10 kali atau dengan rataan kecolongan dua gol di tiap laga.
Padahal dari sisi materi pemain tidak terlalu buruk dan masih ada beberapa pemain dari musim-musim sebelumnya. "Kami punya materi pemain sesuai standar Persela seperti musim-musim sebelumnya. Jadi memang faktor mental menjadi penyebabnya karena di awal kompetisi tidak bagus," tandas Didik.
Kendati dalam kondisi kritis, manajemen masih belum melakukan perubahan strategis terutama posisi pelatih. Didik masih dipercaya sebagai pengendali tim kendati situasi ini sejatinya masih terlalu berat bagi dia yang masih minim pengalaman sebagai pelatih kepala.
0 comments:
Post a Comment